Aku mencium bau sajak, pekik jejak
Begitu lama ia meninggalkan tasik yang tenang
Tiada beriak, lewati tebaran mega menuju sunyi
Tersesat di jalan raya beribu lampu
yang mengusir bulan dan air mata hujan
Aku mencium bau sajak, bisik embun
yang resah memandang kata bersepakat
menjadi unggun, membakar diri dan nyanyian
dan peta-peta dan tanda-tanda jalan
Aku mencium bau sajak, gumam sajak
diantara erang, mimpi, dan demam
mengingaukan jalan pulang. Tapi pagi
tak lagi bermentari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar