Senin, 31 Januari 2011

Interogasi Angin

Sebutkan namamu!
Hardik lampu-lampu dan bentangan iklan
Sejarah!
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah.....
Extravaganza!
Pekik beribu mobil yang dipenuhi jalanan dan gang sambil menyembunyikan tuter
keras-keras ke relung ingatan

        Siapa namamu, desah pub sambil mengerling
        genit dan merapikan ranjang. Sejarah!
        Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah.....

Santaii. Tuan terlalu kikuk dan sibuk, bisik
panti pijat sambil melucuti kemeja dan
membuangnya ke cakrawala

          Pada sebuah diskotik, sejarah berjoget
          sepenuh musik. Digoyangkannya batin
          begitu keras dan sakit merontokkan sisa-sisa
          mimpi dari malam malam silam hari-hari
          kenangan.

Sebutkan namamu..... Sebutkan namamu!
sia-sia ia telah lama tertidur dengan
air mata. Pulas dan sunyi didongengi
beribu peri

Sajak Kangen

Aku mencium bau sajak, pekik jejak
Begitu lama ia meninggalkan tasik yang tenang
Tiada beriak, lewati tebaran mega menuju sunyi
Tersesat di jalan raya beribu lampu
yang mengusir bulan dan air mata hujan

Aku mencium bau sajak, bisik embun
yang resah memandang kata bersepakat
menjadi unggun, membakar diri dan nyanyian
dan peta-peta dan tanda-tanda jalan

Aku mencium bau sajak, gumam sajak
diantara erang, mimpi, dan demam
mengingaukan jalan pulang. Tapi pagi
tak lagi bermentari


Senin, 10 Januari 2011

Petani

                                        PETANI
                    

                               Punggungnya landasan matahari
                               diatas nya kota demi kota berdiri
                               Di punggungnya surya besar menempa hari
                               Jadi zaman berangkai zaman 
                                Di punggung nya sejarah membuka jalan
     Jembatan Abadi
      Bagi peradaban demi peradaban
      Peradaban pertama ditulis dengan cangkul
      di zaman purbani
       Peradaban pertama dirintis dengan cangkul di ayunkan petani